Powered By Blogger

Thursday, February 17, 2011

Manusia + Rasa Ingin Tahunya = Pengetahuan

Rasa ingin tahu pasti dimiliki setiap manusia, bahkan setiap saat pun mungkin manusia memiliki rasa ingin tahu terhadap hal yang ia hadapi. Saya memang tidak melakukan sebuah survei untuk menyatakan pernyataan tersebut. Tetapi didasari pengalaman sehari-hari saya pribadi, saya memiliki rasa ingin tahu di setiap hari terhadap hal-hal yang saya hadapi dan saya yakin pula orang-orang diluar sana juga mengalami hal yang sama. Oleh karena itu saya mengangkat topik yaitu, manusia ditambah dengan rasa ingin tahunya dapat menghasilkan pengetahuan.

Ketika manusia menghadapi rasa ingin tahunya, maka ia akan mencari cara untuk memenuhi hasrat atau rasa ingin tahunya tersebut - yaitu bisa dengan cara melakukan penelitian, survei atau penciptaan wujud dari hasil rasa ingin tahunya.
Dengan melakukan penelitian misalnya mencari informasi di media masa atau internet, penelitian khusus di laboratorium atau tempat-tempat khusus sesuai dengan isi dari rasa ingin tahunya. Melalui survei misalnya dengan bertanya ke orang lain yang juga belum tahu apa hasil dari rasa ingin tahu kita tersebut dengan tujuan agar kita bisa menambah keyakinan bahwa hal tersebut (yang membuat kita memiliki rasa ingin tahu) perlu untuk kita teliti, pelajari atau cari jawabannya - dan kita juga bisa menanyakan ke para ahli yang sudah ahli dibidangnya agar kita dapat memenuhi rasa ingin tahu kita. Penciptaan wujud dari hasil rasa ingin tahunya - yang saya maksud disini adalah seperti menciptakan penemuan baru.

Berikut ini contoh rasa ingin tahu manusia yang dapat menghasilkan pengetahuan dari seorang tokoh yang sangat legendaris yaitu Alexander Graham Bell. Singkat cerita - dari kecil Bell sudah memperlihatkan rasa ingin tahu yang besar akan banyak hal, sebelum terkenal sebagai penemu telephone. Saat kecil Bell membuat peralatan sederhana yang mengkombinasikan dayung yang berputar dengan serangkaian sikat dari paku untuk memisahkan gandum dengan kulitnya dan alat itupun beroperasi dengan baik. Saat sudah dewasa Bell menciptakan alat komunikasi yang disebut telepohone karena rasa ingin tahunya semenjak remaja mengenai cara mengirim dan mentransfer perkataan. Dari semua ras ingin tahunya lah itu maka terciptalah pengetahuan berupa penemuan baru yang sampai saat ini sangat berguna.

Menurut saya pengetahuan itu tidak terbatas hanya pada penemuan, tetapi juga semua hal baru yang merupakan jawaban atas ras ingin tahu kita itu dapat kita sebut sebagai pengetahuan, karena hal baru itu menambah wawasan dan pengalaman kita dan dapat kita bagi wawasan kita tersebut kepada orang lain yang juga memiliki rasa ingin tahu yang sama, sehingga kita dapat sebut itu sebagai pengetahuan.

No comments:

Post a Comment