Powered By Blogger

Monday, March 26, 2012

Perbedaan Psikoanalisa dan Behavioristik dalam Memandang Manusia

Aliran Psikoanalisis
 
Aliran ini menyatakan bahwa struktur dasar kepribadian manusia sudah terbentuk pada usia lima tahun. Freud membagi struktur kepribadian dalam tiga komponen, yaitu id, ego, dan superego. Perilaku seseorang merupakan hasil interaksi antara ketiga komponen tersebut. Id merupakan sumber dari insting kehidupan (makan, minum, tidur) dan insting agresif yang menggerakkan tingkah laku. Id berorientasi pada prinsip kesenangan. Ego sebagai sistem kepribadian yang terorganisasi, rasional, dan berorientasi pada prinsip realitas. Superego merupakan komponen moral kepribadian yang terkait dengan norma di masyarakat mengenai baik-buruk atau benar-salah. Superego berfungsi untuk merintangi dorongan id, terutama dorongan seksual dan sifat agresif, juga mendorong ego untuk menggantikan tujuan realistik dengan tujuan moralistik, serta mengejar kesempurnaan.
Secara umum perilaku manusia bertujuan dan mengarah pada tujuan untuk meredakan ketegangan, menolak kesakitan dan mencari kenikmatan, kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan seksual mengarah pada perilaku neurosis, pembentukan simpton merupakan bentuk defensive, pengalaman tunggal hanya dipahami dengan melihat keseluruhan pengalaman seseorang, latihan pengalaman dimasa kanak-kanak berpengaruh penting pada perilaku masa dewasa dan diulangi pada transferensi selama proses perilaku.
Pandangan psikoanalisis memberi implikasi yang sangat luas terhadap konseling dan psikoterapi, khususnya dalam aspek tujuan yang hendak dicapai serta prosedur yang dapat dikembangkan.


Aliran Behaviorisme
Behaviorisme merupakan orientasi teoritis yang didasarkan pada premis bahwa psikologi ilmiah harus berdasarkan studi yang teramati. Teori ini dicetuskan oleh John B. Watson.adapun teori ini terbagi atas 2 bagian yaitu:
1)  Teori kepribadian Klasikal
Kepribadian ini dicetuskan oleh Juan Petrovich Pavlov, dia menggunakan eksperimen terhadap seekor anjing. Anjing dioperasi sedemikian rupa, sehingga apabilaair liur keluar dapat dilihat dan dapat ditampung dalam tempat yang telah disediakan. Apabila anjing lapar dan melihat makanan, kemudian mengeluarkan air liur, ini merupakan respon yang alami, respon yang reflektif, yang oleh Pavlov disebut respon yang tidak terkondisi yang disingkat UCR. Apabila anjing mendengarkan bel dan kemudian menggerakan telinganya, ini merupakan respon yang alami. Bel sebagai stimulus yang tidak terkondisi atau UCS dan gerak telinga sebagai UCS.
2)    Teori Kepribadian Operan.
Yaitu dicetuskan oleh Skinner yang membagi tingkah laku dalam 2 tipe yaitu: responden dan operan. Tingkah laku responden adalah respon atau tingkah laku yang dibangkitkan atau dirangsang oleh stimulus tertentu. Tingkah laku responden ini wujudnya refleks. Tingkah laku responden ini ternyata dapat dibentuk melalui proses conditioning atau belajar. Tingkah laku ini bergantung pada reinforcement dan secara langsung merespon stimulus yang bersifat fisik.Tingkah laku operan adalah respon atau tingkah laku yang bersifat spontan tanpa stimulus yang mendorongnya secara langsung. Tingkah laku ini ditentujan atau dimodifikasi oleh reinforcement yang mengikutinya. Contohnya : ketika tikus yang dimasukan di dalam peti yang diberi makan untuk berapa waktu lamanya ( tikus menjadi lapar ), dia bertingkah laku secara spontan dan acak, dia aktif, mendengus, mendorong, dan mengeksplorasi lingkungannya. Tingkah laku ini bersifat sukarela, tidak dirangsang, dalam arti respon tikus itu tidak dirangsang oleh stimulus tertentu dari lingkungannya.
Menurut Skinner reinforcement dapat terdiri dari 2 cara: positif dan negatif, yang positif ini sinonim dari “reward” ( penghargaan ), sementara yang negative memainkan peranan dalam perkembangan kecendrungan-kecendrungan untuk menghindar.
Behaviorisme menekankan perspektif psikologi pada tingkah laku manusia, yakni bagaimana individu dapat memiliki tingkah laku baru, menjadi lebih terampil, dan menjadi lebih mengtahui. Behaviorisme memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan, pengalaman, dan pemeliharaan atas bentuk perilakunya. Tujuan aliran psikologi Behaviorisme adalah mencoba memprediksi dan mengontrol perilaku manusia sebagai introspeksi dan evaluasi terhadap tingkah laku yang dapat diamati, bukan pada ranah kesadaran.
Ivan Petrovic Pavlov pernah melakukan eksperimen terhadap seekor anjing. Ia menyalakan lampu di depan anjing yang sedang lapar. Anjing tersebut tidak mengeluarkan air liur. Saat Parlov meletakkan sepotong daging didepannya, anjing tersebut mengeluarkan air liur. Perlakuan itu terus diulang-ulang beberapa kali, sehingga setiap kali lampu dinyalakan anjing tersebut mengeluarkan air liur, walaupun tidak disajikan sepotong daging. Dalam kasus ini, air liur anjing disebut sebagai conditioned response, sementara cahaya lampu disebut sebagai conditioned stimulus.
Jika eksperimen tersebut direfleksikan terhadap manusia sebagai individu, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hakikat aliran Behaviorisme adalah teori belajar, bagaimana individu memiliki tingkah laku baru, menjadi lebih terampil, menjadi lebih tahu. Kepribadian dapat dipahami dengan mempertimbangkan perkembangan tingkah laku dalam hubungannya yang terus menerus dengan lingkungannya. Menurut B.F. Skinner, cara efektif untuk mengubah dan mengontrol tingkah laku adalah dengan melakukan penguatan (reinforcement) dan pemberian hukuman (punishnent), suatu strategi yang membuat tingkah laku tertentu berpeluang untuk terjadi atau sebaliknya (berpeluang untuk tidak terjadi) pada masa mendatang. Jadi, yang menjadi prinsip umum dalam aliran Behaviorisme adalam tingkah laku sebagai objek, refleks atas semua bentuk tingkah laku, dan pembentukan kebiasaan dalam individu.
 

Perbedaan aliran psikoanalisa dengan behavioristik dalam memandang manusia :
  • Aliran psikoanalisa berdasarkan pada pikiran sebagai subjek psikologi, sementara Behavioristik berdasarkan atas perilaku.
  • Aliran Psikoanalisa berpendapat bahwa manusia berasal dari konflik masa kanak-kanak dan tekanan-tekanan biologis, sedangkan aliran Behavioristik berpendapat bahwa manusia berasal dari suatu sitem kompleks yang bertingkah laku menurut cara sesuai hukum yang ada.
  • Dalam aliran Psikoanalisa dan Behavioristik, keduanya mengabaikan segala potensi yang berada didalam diri individu
  • Aliran Psikoanalisa dan Behaviorisme memandang pesimistis terhadap kodrat manusia yaitu manusia dianggap sakit / pincang menurut aliran Psikoanalisa dan manusia dianggap tidak memiliki sikap jati diri menurut aliran Behavioristik.

Monday, March 19, 2012

Film dengan tokoh berkesehatan mental

SOUL SURFER
true story



Bethany hamilton (diperankan oleh AnnaSophia Robb) adalah wanita yang sangat menyukai berselancar (surfing). Ayah, Ibu dan kedua kakaknya pun adalah seorang surfer. Bethany sangatlah berprestasi di dunia surfing, ia dikenal banyak orang karena prestasinya, bahkan ia sampai mendapatkan kontrak eksklusif dengan brand surfing ternama di dunia. Seumur hidupnya Bethany hanya tahu surfing dan surfing sudah menjadi bagian dari hidupnya. Sampai suatu saat semua itu direnggut dari Bethany dan gadis muda ini sempat merasa kehilangan segalanya.
Pada suatu pagi bersama teman-temannya, Bethany turun ke laut seperti biasanya. Tak ada keraguan sedikit pun di hati Bethany. Tiba-tiba saja, entah dari mana seekor ikan hiu menyerang dan menggigit lengan kiri Bethany hingga terputus, padahal pada saat itu kondisi air di pantai sedang tenang. Bethany berhasil terselamatkan namun lengan kiri Bethany terpaksa diamputasi.
Untuk seorang peselancar (surfer), tangan adalah benda yang berharga untuk membantu keseimbangannya ketika ia sedang surfing. Bethany merasa tak mungkin bisa berselancar lagi. Semuanya sudah berakhir buat Bethany.
Namun sepertinya takdir Bethany memang menjadi seorang peselancar. Ketika Bethany sedang menjadi relawan tsunami di Thailand ia baru menyadari kalau ia masih bisa berguna meskipun satu tangannya sudah hilang. Dengan semangat baru, Bethany kembali turun ke laut dengan papan selancarnya. Pelan-pelan, dengan bantuan kedua orang tuanya, Bethany mulai pulih meski ia sadar kalau semuanya tak akan sama lagi seperti dulu. 
Dengan kegigihan dan semangatnya, Bethany mulai berlatih surfing dengan menggunakan 1 tangan, berlatih menjaga keseimbangan di papan selancar. Ia juga harus mulai belajar melakukan seluruh kegiatan sehari-harinya hanya dengan 1 tangan. Semangat dan kegigihan Bethany sungguh membuahkan hasil, ia bisa kembali berprestasi dan meraih keberhasilan di dunia surfing, ia juga dapat menjadi inspirasi bagi dunia.
Hal inilah yang membuat saya memilih film ini dengan tokoh yang memiliki kesehatan mental. Disaat terkena musibah yang begitu berat dan merubah hidup seseorang, sejatinya orang tersebut akan putus asa dan menarik diri dari dunia luar, tetapi hal ini  tidak berlaku bagi Bethany. Ia tidaklah berputus asa, ia bangkit dan menjadi lebih kuat dan tangguh dalam menjalani hidup, menerima kenyataan, menjadikan kekurangannya sebagai pandangan hidup yang patut disyukuri, lebih berprestasi, bahkan ia dapat lebih bersinar sekarang ini dan menjadi inspirasi bagi dunia.
Kisah nyata inilah yang juga menginspirasi saya.

Monday, March 12, 2012

TOKOH SEHAT SECARA MENTAL YANG DAPAT JUGA MENGINSPIRASI SAYA

HALLO!
Akhirnya bertemu lagi nih di semester baru, semester 4! Semester baru, postingan baru!

Kali ini saya mengangkat cerita mengenai seseorang yang sehat secara mental, dan tokoh ini juga menginspirasi hidup saya yaitu Monique Coleman. Saya Juga pernah membahas mengenai Monique di blog saya pada bulan maret 2011, bagi yang ingin melihat bisa klik disini. Mengapa saya memilih Monique? Monique adalah satu-satunya perempuan kulit hitam (African) yang berhasil menjadi duta PBB untuk anak muda. Sebelumnya ia adalah aktris hollywood yang akhirnya memilih meniggalkan karir keartisannya dan kemudian menjadi duta anak muda dan berkeliling dunia untuk membagikan cerita serta bertukar pikiran dengan seluruh anak muda diseluruh belahan dunia. Ketika saya menghadiri speech nya di Jakarta, ia mengingatkan bahwa sebagai anak muda kita harus bisa menjaga sikap dan perilaku serta menerima perbedaan yang ada di masyarakat. Ia juga membahas mengenai isu-isu perbedaan ras dan gender di Amerika yang bisa ia bagi kepada kita remaja-rejama/anak muda di Indonesia.

Itulah yang membuat saya menjadikannya sebagai inspirasi dan juga menurut saya ia sehat secara mental. Menjadi orang kulit hitam bukanlah halangan untuknya berkarir dan berkarya, bukan menjadi alasan untuk kurang percaya diri, justru itu haruslah menjadi modal utama kita berbagi rasa "bagaimana kita survive hingga berhasil" kepada dunia.


Bagi yang ingin tau lebih mengenai Monique Coleman, bisa buka di web nya http://www.gimmemo.com/#