Aliran Psikoanalisis
Aliran ini menyatakan bahwa struktur dasar kepribadian manusia sudah  terbentuk pada usia lima tahun. Freud membagi struktur kepribadian dalam  tiga komponen, yaitu id, ego, dan superego. Perilaku seseorang  merupakan hasil interaksi antara ketiga komponen tersebut. Id merupakan  sumber dari insting kehidupan (makan, minum, tidur) dan insting agresif  yang menggerakkan tingkah laku. Id berorientasi pada prinsip kesenangan.  Ego sebagai sistem kepribadian yang terorganisasi, rasional, dan  berorientasi pada prinsip realitas. Superego merupakan komponen moral  kepribadian yang terkait dengan norma di masyarakat mengenai baik-buruk  atau benar-salah. Superego berfungsi untuk merintangi dorongan id,  terutama dorongan seksual dan sifat agresif, juga mendorong ego untuk  menggantikan tujuan realistik dengan tujuan moralistik, serta mengejar  kesempurnaan.
Secara  umum perilaku manusia bertujuan dan mengarah pada tujuan untuk meredakan  ketegangan, menolak kesakitan dan mencari kenikmatan, kegagalan dalam  pemenuhan kebutuhan seksual mengarah pada perilaku neurosis, pembentukan simpton merupakan bentuk defensive, pengalaman tunggal  hanya dipahami dengan melihat keseluruhan pengalaman seseorang, latihan  pengalaman dimasa kanak-kanak berpengaruh penting pada perilaku masa  dewasa dan diulangi pada transferensi selama proses perilaku.
Pandangan psikoanalisis memberi implikasi yang sangat luas terhadap  konseling dan psikoterapi, khususnya dalam aspek tujuan yang hendak  dicapai serta prosedur yang dapat dikembangkan.
Aliran Behaviorisme
Behaviorisme merupakan orientasi teoritis yang didasarkan pada premis  bahwa psikologi ilmiah harus berdasarkan studi yang teramati. Teori ini  dicetuskan oleh John B. Watson.adapun teori ini terbagi atas 2 bagian  yaitu:
1)  Teori kepribadian Klasikal
Kepribadian ini dicetuskan oleh Juan Petrovich Pavlov, dia  menggunakan eksperimen terhadap seekor anjing. Anjing dioperasi  sedemikian rupa, sehingga apabilaair liur keluar dapat dilihat dan dapat  ditampung dalam tempat yang telah disediakan. Apabila anjing lapar dan  melihat makanan, kemudian mengeluarkan air liur, ini merupakan respon  yang alami, respon yang reflektif, yang oleh Pavlov disebut respon yang  tidak terkondisi yang disingkat UCR. Apabila anjing mendengarkan bel dan  kemudian menggerakan telinganya, ini merupakan respon yang alami. Bel  sebagai stimulus yang tidak terkondisi atau UCS dan gerak telinga  sebagai UCS.
2)    Teori Kepribadian Operan.
Yaitu dicetuskan oleh Skinner yang membagi tingkah laku dalam 2 tipe  yaitu: responden dan operan. Tingkah laku responden adalah respon atau  tingkah laku yang dibangkitkan atau dirangsang oleh stimulus tertentu.  Tingkah laku responden ini wujudnya refleks. Tingkah laku responden ini  ternyata dapat dibentuk melalui proses conditioning atau belajar.  Tingkah laku ini bergantung pada reinforcement dan secara langsung  merespon stimulus yang bersifat fisik.Tingkah laku operan adalah respon  atau tingkah laku yang bersifat spontan tanpa stimulus yang mendorongnya  secara langsung. Tingkah laku ini ditentujan atau dimodifikasi oleh  reinforcement yang mengikutinya. Contohnya : ketika tikus yang dimasukan  di dalam peti yang diberi makan untuk berapa waktu lamanya ( tikus  menjadi lapar ), dia bertingkah laku secara spontan dan acak, dia aktif,  mendengus, mendorong, dan mengeksplorasi lingkungannya. Tingkah laku  ini bersifat sukarela, tidak dirangsang, dalam arti respon tikus itu  tidak dirangsang oleh stimulus tertentu dari lingkungannya.
Menurut Skinner reinforcement dapat terdiri dari 2 cara: positif dan  negatif, yang positif ini sinonim dari “reward” ( penghargaan ),  sementara yang negative memainkan peranan dalam perkembangan  kecendrungan-kecendrungan untuk menghindar.
Behaviorisme menekankan perspektif psikologi pada tingkah laku  manusia, yakni bagaimana individu dapat memiliki tingkah laku baru,  menjadi lebih terampil, dan menjadi lebih mengtahui. Behaviorisme  memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap  lingkungan, pengalaman, dan pemeliharaan atas bentuk perilakunya. Tujuan  aliran psikologi Behaviorisme adalah mencoba memprediksi dan mengontrol  perilaku manusia sebagai introspeksi dan evaluasi terhadap tingkah laku  yang dapat diamati, bukan pada ranah kesadaran.
Ivan Petrovic Pavlov pernah melakukan eksperimen terhadap seekor  anjing. Ia menyalakan lampu di depan anjing yang sedang lapar. Anjing  tersebut tidak mengeluarkan air liur. Saat Parlov meletakkan sepotong  daging didepannya, anjing tersebut mengeluarkan air liur. Perlakuan itu  terus diulang-ulang beberapa kali, sehingga setiap kali lampu dinyalakan  anjing tersebut mengeluarkan air liur, walaupun tidak disajikan  sepotong daging. Dalam kasus ini, air liur anjing disebut sebagai  conditioned response, sementara cahaya lampu disebut sebagai conditioned  stimulus.
Jika eksperimen tersebut direfleksikan terhadap manusia sebagai  individu, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hakikat aliran  Behaviorisme adalah teori belajar, bagaimana individu memiliki tingkah  laku baru, menjadi lebih terampil, menjadi lebih tahu. Kepribadian dapat  dipahami dengan mempertimbangkan perkembangan tingkah laku dalam  hubungannya yang terus menerus dengan lingkungannya. Menurut B.F.  Skinner, cara efektif untuk mengubah dan mengontrol tingkah laku adalah  dengan melakukan penguatan (reinforcement) dan pemberian hukuman  (punishnent), suatu strategi yang membuat tingkah laku tertentu  berpeluang untuk terjadi atau sebaliknya (berpeluang untuk tidak  terjadi) pada masa mendatang. Jadi, yang menjadi prinsip umum dalam  aliran Behaviorisme adalam tingkah laku sebagai objek, refleks atas  semua bentuk tingkah laku, dan pembentukan kebiasaan dalam individu.
Perbedaan aliran psikoanalisa dengan behavioristik dalam memandang manusia :
- Aliran psikoanalisa berdasarkan pada pikiran sebagai subjek psikologi, sementara Behavioristik berdasarkan atas perilaku.
 - Aliran Psikoanalisa berpendapat bahwa manusia berasal dari konflik masa kanak-kanak dan tekanan-tekanan biologis, sedangkan aliran Behavioristik berpendapat bahwa manusia berasal dari suatu sitem kompleks yang bertingkah laku menurut cara sesuai hukum yang ada.
 - Dalam aliran Psikoanalisa dan Behavioristik, keduanya mengabaikan segala potensi yang berada didalam diri individu
 - Aliran Psikoanalisa dan Behaviorisme memandang pesimistis terhadap kodrat manusia yaitu manusia dianggap sakit / pincang menurut aliran Psikoanalisa dan manusia dianggap tidak memiliki sikap jati diri menurut aliran Behavioristik.
 



No comments:
Post a Comment